Kamis, 09 Mei 2013

Sistem dan Standar Pencahayaan Ruang


Kali ini Saya akan Post Makalah tentang..



Standar tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi para perancang dan pelaksana pembangunan gedung di dalam merancang sistem pencahayaan alami siang hari dan bertujuan agar diperoleh sistem pencahayaan alami siang hari yang sesuai dengan syarat kesehatan, kenyamanan dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan lain yang berlaku.
RINGKASAN :
Beberapa hal yang diatur dalam Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami pada Bangunan Gedung adalah sebagai berikut:
·         Perbandingan tingkat pencahayaan alami di dalam ruangan dan pencahayaan alami pada bidang datar di lapangan terbuka ditentukan oleh hubungan geometris antara titik ukur dan lubang cahaya, ukuran dan posisi lubang cahaya, distribusi terang langit, dan bagian langit yang dapat dilihat dari titik ukur.
·         Sebagai langit perancangan ditetapkan: langit biru tanpa awan atau langit yang seluruhnya tertutup awan abu-abu putih.
·         Titik ukur diambil pada suatu bidang datar yang letaknya pada tinggi 0,75 m di atas lantai. Bidang datar tersebut disebut bidang kerja.
·         Setiap koridor atau gang dalam bangunan rumah tinggal harus dapat menerima cahaya melalui luas kaca sekurang-kurangnya 0,1 m2 .
·         Penetapan nilai faktor langit, didasarkan atas keadaan langit yang terangnya merata atau kriteria langit perancangan untuk Indonesia yang memberikan kekuatan pencahayaan pada titik di bidang datar di lapangan terbuka sebesar 10.000 flux.
·         Lubang cahaya efektif yang sama besarnya apabila kedudukannya lebih ke samping dari bidang vertikal yang lewat titik ukur dan tegak lurus pada bidang lubang cahaya efektif, akan memberikan nilai faktor langit pada titik ukur yang lebih kecil.
·         Pengujian pencahayaan alami siang hari dimaksudkan menguji dan menilai/memeriksa kondisi pencahayaan alami siang hari. Pengujian dilkukan dengan mengukur atau memeriksa tingkat pencahayaan dan indeks kesilauan.
Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang, maka diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Sistem pencahayaan di ruangan, termasuk di tempat kerja dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu:
A. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi. Sistm ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan langi-langit, dinding serta benda yang ada didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan
B. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki effiesiean pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien pemantulan antara 5-90%

C. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan dindng. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.


D. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.
E. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.
Banyak faktor risiko di lingkungan kerja yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja salah satunya adalah pencahayaan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002, pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Pencahayaan minimal yang dibutuhkan menurut jenis kegiatanya seperti berikut:







Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja
JENIS KEGIATAN
TINGKAT PENCAHAYAAN MINIMAL (LUX)
KETERANGAN
Pekerjaan kasar dan tidak terus – menerus
100
Ruang penyimpanan & ruang peralatan/instalasi yang memerlukan pekerjaan yang kontinyu
Pekerjaan kasar dan terus – menerus
200
Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar
Pekerjaan rutin
300
Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin & perakitan/penyusun
Pekerjaan agak halus
500
Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin kantor, pekerjaan pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin
Pekerjaan halus
1000
Pemilihan warna, pemrosesan teksti, pekerjaan mesin halus & perakitan halus
Pekerjaan amat halus
1500
Tidak menimbulkan bayangan
Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat halus
Pekerjaan terinci
3000
Tidak menimbulkan bayangan
Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus
United Nations Environment Programme (UNEP) dalam Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia mengklasifikasikan kebutuhan tingkat pencahayaan ruang tergantung area kegiatannya, seperti berikut:





Kebutuhan Pencahayaan Menurut Area Kegiatan
Keperluan
Pencahayaan (LUX)
Contoh Area Kegiatan
Pencahayaan Umum untuk ruangan dan area
yang jarang digunakan
dan/atau tugas-tugas atau
visual sederhana
20
Layanan penerangan yang minimum dalam area sirkulasi luar ruangan, pertokoan didaerah terbuka, halaman tempat penyimpanan
50
Tempat pejalan kaki & panggung
70
Ruang boiler
100
Halaman Trafo, ruangan tungku, dll.
150
Area sirkulasi di industri, pertokoan dan ruang penyimpan.
Pencahayaan umum untuk interior
200
Layanan penerangan yang minimum dalam tugas
300
Meja & mesin kerja ukuran sedang, proses umum dalam industri kimia dan makanan, kegiatan membaca dan membuat arsip.
450
Gantungan baju, pemeriksaan, kantor untuk menggambar, perakitan mesin dan bagian yang halus, pekerjaan warna, tugas menggambar kritis.
1500
Pekerjaan mesin dan diatas meja yang sangat halus, perakitan mesin presisi kecil dan instrumen; komponen elektronik, pengukuran & pemeriksaan bagian kecil yang rumit (sebagian mungkin diberikan oleh tugas pencahayaan setempat)
Pencahayaan tambahan setempat untuk tugas visual yang tepat
3000
Pekerjaan berpresisi dan rinci sekali, misal instrumen yang sangat kecil, pembuatan jam tangan, pengukiran
Penerangan untuk membaca dokumen lebih tinggi dari pada penerangan untuk melihat komputer, karena tingkat penerangan yang dianjurkan untuk pekerja dengan komputer tidak dapat berdasarkan satu nilai dan sampai saat ini masih kontroversial. Grandjean menyusun rekomendasi tingkat penerangan pada tempat-tempat kerja dengan komputer berkisar antara 300-700 lux seperti berikut.

Rekomendasi Tingkat Pencahayaan Pada Tempat Kerja Dengan Komputer
Keadaan Pekerja
Tingkat Pencahayaan (lux)
Kegiatan Komputer dengan sumber dokumen yang terbaca jelas
Kegiatan Komputer dengan sumber dokumen yang tidak terbaca jelas
Tugas memasukan data
300
400-500
500-700






 Jangan Lupa Follow Saya

Rabu, 24 April 2013


Tips Membuat
Makalah Pencegah Kebakaran
(Teknik Gambar Bangunan)




DAFTAR ISI




DAFTAR ISI
Pendahuluan
Faktor-Faktor Yang Mesti Ada Bagi Mewujudkan Kebakaran
Kelas Kebakaran
Alat-alat Pemadam Api (Fire Extinguishers)
1.0   Sistem Mencegah Kebakaran Yang Ada Di Dalam Bangunan
1.1   Jenis Alat-alat Pasangan Tetap:
1.2   Pancur kering
2.0   Pancur Basah (Wet Riser)
Bantu Mula Gelong Hos (Hose Reel First Aid System)
Sistem Semburan Automatik (Sprinkler system)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 







BAB I
PENDAHULUAN


Masalah kebakaran beserta segala aspeknya dapat mengkibatkan berbagai macam kerugian dan penderitaan.  Oleh karena itu, masalah ini memerlukan penanggulangan secara maksimal.

Pembahasan mengenai pengawasan K3 penanggulangan kebakaran bertujuan untuk meningkatkan usaha-usaha penanggulangan kebakaran dengan segala akibatnya, dan merupakan pedoman untuk melaksanakan UU Keselamatan Kerja




















PENCEGAH KEBAKARAN
3.0    Faktor-Faktor Yang Mesti Ada Bagi Mewujudkan Kebakaran
Api adalah sumber tenaga yang sangat diperlukan oleh manusia dalam kehidupan harian. Malangnya api itu mestilah dikawal atau di awasi, jika tidak, ia boleh merupakan salah satu punca kebakaran atau malapetaka kepada manusia.
Kebakaran boleh dikategorikan kepada tiga jenis iaitu:-
(a)     Letupan (reaksi yang pantas)
(b)     Api biasa
(c)     Kebakaran secara meresap
Ketiga-tiga jenis kebakaran ini boleh berlaku dimana-mana sahaja dan terpulang kepada keadaan dan sifat bahan yang terlibat. Factor-faktor yang mesti ada pada permulaan satu-satu kebakaran ialah:
(a)     Haba (heat)
(b)     Oksigen (oxygen) dan
(c)     Bahan-bahan (fuel) yang boleh terbakar
Ketiadaan salah satu ketiga-tiga bahan tersebut di atas, akan menjauhkan kejadian kebakaran. Pengertian mengenai campuran ketiga-tiga bahan ini adalah penting bagi diketahui bagi mencegah kebakaran daripada berlaku dan menerangkan prinsip-prinsip untuk memadam satu-satu kebakaran. Prinsip utama bagi mencegah kebakaran ialah ‘jangan membenarkan ketiga-tiga bahan tersebut di atas, iaitu adanya haba yang sesuai, oksigen dan bahan yang boleh terbakar berada bersama-sama pada satu ketika”.
4.0   Kelas Kebakaran
Kebakaran-kebakarn ini semua boleh diketogorikan kepada empat kelas iaitu:-
(i)                   Kelas A – Kebakaran benda-benda pepejal yang bisanya berasal daripada   
                             (component) karbon. Api jenis ini menghasilkan bara yang banyak.  
                             Papan, kertas, kain, pokok-pokok kering dan karpet adalah contoh-   
                             contoh bahan di dalam katogori ini.

(ii)                 Kelas B – Api kelas ini ialah api cecair seperti minyak petrol, diesel, cat,
                             alcohol, karbon sulfite dan sebagainya.
                             Api kelas ini boleh dipadamkan secara menyelimut dengan air
                             sabun yang halus atau menggunakan buih atau debu kering.

(iii)                Kelas C – Api ini adalah api gas atau gas cecair yang boleh terbakar.
                             Misalnya, gas-gas yang dipadatkan kedalam tabung atau silinder
                             seperti gas petrol(L.P.G), methane, butane, hydrogen, ammonia dan 
                             sebagainya.
                             Buih dan debu kering boleh digunakan untuk mengawal api yang
                             melibatkan penumpahan cecair gas yang kecil, Semburan
                             digunakan untu menyejukkan tabung gas itu.           
(iv)               Kelas D – Api yang melibatkan logam-logam seperti magnesium, sodium dan
                             potassium. Penggunaan air untuk memadam setengah api kelas D
                             ini tidak berkesan malah boleh mendatangkan bahaya tindakbalas.
                             Sebenarnya sebelum ada pemadam api yang benar-benar sesuai
                             untuk memadam api logam. Debu timah, ‘powdered graphite’,
                             habuk soda, habuk simen kering dan alat pemadam jenis debu yang
                             diberinama ‘Tannery eutectic chloride’ atau pasir kering dianggap
                             boleh digunakan untuk memadam api kelas D ini.
(v)  Kelas E -           Percikan api dari punca elektrik
5.0    Alat-alat Pemadam Api (Fire Extinguishers)

1. Air/Soda Acid                                   Memadam Api Kelas A

2. Buih   (Foam)                                  Memadam Api Kelas B

3. CO2                                                                   Memadam Api Kelas F

4. Debu Kering (Dry Poweder)         Memadam Api Kelas A, B and C

6.0    Sistem Mencegah Kebakaran Yang Ada Di Dalam Bangunan
Pemasangan alat mencegah kebakaran di dalam bangunan boleh dibahagikan kepada tiga kumpulan:-
(i)                   Alat pasangan tetap
(ii)                 Alat pasangan tidak tetap
(iii)                Alat-alat lain untuk isyarat-isyarat, pengesan asap, haba dan menyelamat
Pemasangan alat-alat ini adalah tertakluk kepada undang-undang atau peraturan atau berpandukan kepada ‘code of practice’ dan spesifikasi. Ini bererti alat-alat yang dipasangkan itu hendaklah diluluskan terlebih dahulu supaya alat-alat itu dapat memberi perkhidmatan atau tindakan yang berkesan dan tidak membahayakan penggunanya.
6.1    Jenis Alat-alat Pasangan Tetap:
Alat pasangan tetap ini dimaksudkan alat yang di pasangkan dengan tetap pada bangunan-bangunan. Pemasangan alat-alat itu tidak boleh di ubah-ubah seperti yang dilakukan kepada alat pemadam api jenis buih, debu kering dan sebagainya.
Jenis alat-alat pasangan tetap adalah seperti berikut:-
(i)                   Sistem pancur kering (Dry powder)
(ii)                 Sistem pancur basah (wet riser)
(iii)                Alat bantu mula gelung hos (hose reel)
(iv)                Sistem sembur ‘sprinkler’ (sprinklers system)
(v)                 Alat pasangan tetap
(vi)                Penggera kebakaran untuk mengesan haba (heat detectors)
(vii)              Penggera kebakaran untuk mengesan asap (smoke detectors)
(viii)             Lampu-lampu insyarat kecemasan (emergency lighting)
(ix)                Tanda pintu keluar (exit signs)
(x)                 Lif bomba (fireman lift)
(xi)                Sistem pengawalan asap bagi tangga (stairwell pressurization system)
(xii)              Sistem pengawalan asap bagi lobi (lobby pressurization system)
(xiii)             Telefon bomba (fireman intercommunication)
(xiv)             Alat-alat pembesar suara (public address system)

6.2    Pancur kering
Pancur kering adalah sejenis paip yang dipasangkan turus menegak dari tingkat bawh ke tingkat atas satu-satu bangunan tinggi. Biasa bangunan tinggi yang lebih daripada 60 kaki (5 tingkat) dan tidak lebih daripada 100 kaki adalah hendak dipasang dengan sistem pancur kering. Saiz paip adalah 4 inci garis pusat bagi tnggi tidak melebihi 75 kaki dan 6 inci garispusat bangunan. Tingginya tidak melebihi 75 kaki (kurang daripada 100 kaki). Paip itu biasanya dipasang pada bahagian tangga atau kaki lima digunakan oleh ahli bomba. Sistem ini mempunyai bahagian-bahagian berikut:-
(a)     Injab untuk menerima air (breeching inlet valve) yang dipasangkan dibawah tingkat bangunan dan biasanya mempunyai dua muncung (bagi paip 4"Ø) yang dilengkapkan dengan injap jenis ‘non return’ (two-way breeching inlet). Saiz tiap-tiap muncung itu ialah 2½ inci garis pusat. Bagi paip yang 6 inci garis pusatnya, muncung ‘inlet’ ialah empat. Pemasangan muncung ini dilengkapkan denagn sejenis peti yang ditanda dengan perkataan ‘Injap masuk Pancur Kering’ atau ‘dry riser inlet’.
(b)     Injap untuk membuang air (drain valve ) yang juga dipasangkan bersama-sama di dalam peti itu adalah untuk mengeluarkan air dari paip sistem itu setelah sistem itu digunakan.
(c)     Paip sistem itu dipasangkan menegak dari tingkat atas sekali. Tiap-tiap tingkat bangunan paip ini di lengkapkan dengan injap untuk air keluar (landing valve) dimana hos bomba disambungkan. Dihujung paip itu dipasangkan pada satu injap angin.
(d)     Injap air keluar (landing valve) yang dipasangkan lebih kurang 3 kaki tinggi dari paras muaka lantai di tiap-tiap tingkat bangunan ialah untuk menyambungkan hos bomba (2½"Ø canvas  hose).
(e)     Injap udara (air release valve). Injap ini ialah untuk membuangkan angin apabila sistem itu digunakan tanpa injap pengaliran air di dalam paip akan terganggu.
Cara-cara Menggunakan Sistem Pancur Kering.
Sistem ini dapat membekalkan air daripada pam itu biasanya menyedut air daripada pili bomba yang ada berdekatan di situ. Air itu di alirkan melalui hos muncung air masuk (inlet valve) lalu air itu ditolakkan oleh kuasa pam dalam paip itu. Angin dalam sistem itu akan keluar melalui injap angin tetapi injap ini akan tertutup apabial air sampai ke injap.

Ujian Haiderostatik

Paip-paip pancur basah hendaklah diuji dengan tekanan 200 psig selama dua jam.
Pemasangan.
Pancur kering mesti di dirikan setingkat demi setingkat supaya dapat memberi perlindungan semasa pembinaan. Bagi bangunan yang melebihi 100 kaki tingginya, pancur kering hendaklah di pasang apabila bangunan sampai ke tinggi melebihi 60 kaki.
4.3          Pancur Basah (Wet Riser)
Sistem pancur basah ini ialah sejenis paip yang dipasangkan lurus menegak seperti pancur kering juga, tetapi paipnya biasanya 6 inci adalah sentiasa berisi air yang mempunyai tekanan. Sistem ini sentiasa dipasangkan kapada bangunan yang lebih daripada 100 kaki tinggi.
Bekalan air bagi sistem pancur basah biasanya dengan mengunakan pam-pam dan tangki air sebesar 10,000 gallon. Tekanan bagi injab air keluar tertinggi sekali ialah 4 bar (60 psi) dan aliran sebanyak 1500 dm³/min (300IGPM), sebanyak 2 pam digunakan, satu merupakan ‘standby’. Pam-pam tersebut biasanya satu pam elektrik dan satu pam injin diesel. Dua pam elektrik boleh digunakan sekiranya terdapat bekalan kuasa ‘standby generator’ bagi bangunan.
Injap air keluar (landing valve) bagi sistem pancur basah ialah jenis ‘Pressure Reducing’. Injap-injap ini dipasangkan dengan injab butterfly yang boleh diubah supaya dapat mengawal tekanan di hos bomba (canvas hose) tidak melebihi 100 psig. Biasanya injap air dikeluar dikawal tidak melebihi 75 psi. injap ini disambungkan kepada satu paip 4" garis pusat yang disambungkan balik ke tangki air. Paip ini adalah paip air kembali ke tangki.
4.4          Alat Bantu Mula Gelong Hos (Hose Reel First Aid System)
Sistem gelong hos terdiri daripada satu dram keluli dimana satu tiub getah bersaiz ¾ atau 1 inci dililitkan. Getah ini keras, panjangnya ialah kurang 100 kaki dan dihujungnya dipasangkan nozel (nozzle).
Sistem ini mendapat bekalan air dari satu set pam dan tangki air minima 2000 gallon, 2400 gallon (biasanya) maksima 3200 gallon. Kadangkala bekalan air didapati dari sistem pancur basah dengan mengunakan valve pengurangan tekanan(pressure reducing valve). Paip system ini biasanya sebesar 2"Ø dan tekanan digelung tertinggi sekali ialah 30 psig dan aliran 5 igpm. Gelung hos dipasangkan pada tiap-tiap tingkat dan digunakan oleh penghuni-penghuni bangunan. Drum dipasangkan 3 kaki dari paras lantai.
4.5          Sistem Semburan Automatik (Sprinkler system)
Sistem paip ini mempunyai satu paip air pembekal, satu kumpulan injap-injap, saluran paip-paip air pembahgi (distribution pipe) dan kepala-kepala sprinkler. Kepala sprinkler ini ialah dimana tempat air akan menyembur, adalah dipasang pada saluran-saluran paip pembahagi.
Fungsi-fungsi Sistem Sprinkler Adalah Seperti Berikut:-
1.       Mengesan api.
2.       Mempunyai loceng isyarat.
3.       Bertindak dengan sendirinya untuk memadamkan kebakaran sebelum api itu membesar.
4.       Mencegah perebakan api.
Pamasangan sistem ini adalah berpandukan kepada ‘piawaian’ sama ada yang diterbitkan oleh British, Amerika atau lain-lain negara. Kebiasaan digunakan kod-kod amali yang ditentukan oleh ‘Loss Prevention Council (LPC)’, England atau pun kapada peraturan yang dikeluarkan oleh Notional Fire Protection Associate (NFPA). Peraturan-peraturan yang dibuat oleh badan ini berubah sedikit dari masa ke semasa di mana perlu supaya mendapat taraf yang lebih cekap mengikut peralihan masa.

Kepala Sprinkler

Kepala sprinkler ini dipasangkan dengan jarak yang tertentu diantara satu dengan yang lain, berdasarkan kepada jenis-jenis bahaya yang ada pada  lantai yang dilindunginya.
Kepala sprinkler adalah dua jenis:-
1.       jenis logam yang mudah cair (fusible link).
2.       sejenis bulb (mentol) yang berisi dengan sejenis cecair yang mudah mengembang (quartzoid bulb).
Kegunaan kepala sprinkler ialah untuk menahan tekanan air yang ada pada paip-paip itu. Apabila ianya kena kapada haba, mengikut suhu darjah yang ditentukan. Logam atau mentol itu akan putus atau pecah dan membuatkan air menyebur keluar untuk memberi perlindunagan kepada lantai dibawahnya. Kepala sprinkler jenis logam mudah berkarat dan dengan ini kepala jenis mentol menjadi lebih terkenal. Tiap-tiap kepala sprinkler ini di berikan warna tertentu bagi menandakan peringkat-peringtkat suhu tiap-tiap satu akan bertindak. Warna-warnanya ialah:-

                Kepala Sprinkler Jenis Logam                         Suhu Bertindak
                                Tiada warna                                                              68-74°C
                                Putih                                                                            93-100°C
                                Biru                                                                              141°C
                                Kuninig                                                       182°C
                                Merah                                                                          227°C

      Warna Kepada Sprinkler Jenis Mentol
                                (quartzoid Bulb)                                   Suhu Bertindak
                                Oren                                                                            57°C
                                Merah                                                                         68°C
                                Kuning                                                        79°C
                                Hijau                                                                           73°C
                                Biru                                                                             141°C
                                Menine (Mauve)                                      182°C
                                Hitam                                                                         204-260°C

Bekalan Air

Sistem ini hendaklah mendapatkan bekalan air daripada salah asatu punca atau kombinasi daripada punca-punca berikut:-

  1. Saluran air JKR (Town Main)
  2. Dari tangki air yang dipasang khas di tempat yang tinggi (elevated) iaitu denagn menggunakan kuasa gravity.
  3. Tangki khas yang dikenakan tekanan (pressure tank)
  4. Pam khas yang bertindak secara automatik.
  5. Kolam khas yang dibina ditempat tinggi.
Kuantiti-kuantiti air, kuasa pam, besar saluran-saluran paip, kesan geseran hendaklah dihitung dengan teliti supaya menentukan sistem ini benar-benar memberi tindakbalas semasa kebakaran.
Pemasangan sprinkler ini bergantung kepada jenis-jenis bahaya yang ada pada satu-satu tempat dan jenis-jenis bahaya boleh dibahagikan kepada tiga katagori:

a)       Sistem bagi bahaya-bahaya sederhana (extra light hazard) – seperti hotel, hospital, muzium, sekolah dan pusat pengajian, penjara dan sebagainya. Tiap-tiap kepala sprinkler memberi perlindungan seluas 21 m² dan jarak antara tiap satu kepala sprinkler ialah tidak melebihi 4.6 m.
b)       Sistem bagi bahaya-bahaya biasa (ordinary hazard) seperti di bangunan perusahaan. Bahaya biasa dibahgikan kepada empat kumpulan iaitu:-
Kumpulan I      - Bahaya biasa taraf ringan seperti restoran, kilang simen, kilang  
                            gelas, kilang ais.
Kumpulan II     - Bahaya biasa taraf sederhana seperti bengkel injin kapal terbang,
                            perusahaan dobi, kilang teh, kerja-kerja kejuruteraan, kilang
                            biskut, garaj membaiki kereta dan sebagainya.
Kumpulan III   -  Bahaya biasa taraf tinggi biasanya kilang kasut, kilang kain,
                            kilang plastik dan sebagainya.
Kumpulan IV   -  Bahaya dalam kumpulan ini seperti studio filem dan televisen,
                            kilang mancis, kilang penapis minyak.

Tiap-tiap kepala sprinkler memberi perlindungan 12 m² dan jarak antara tiap-tiap satu kepala sprinkler ialah tidak melebihi 4 m.

c)       Sistem bagi bahaya tinggi (Extra High Hazard) seperti kilang bunga api tempat tambunan bahan-bahan yang berlapis-lapis, bahaya-bahaya didalam katagori ini boleh dibahagikan kepada dua jenis iaitu:-
(i)                   Tempat perusahaan
(ii)                 Tempat-tempat dimana bahan-bahan ditimbunkan denagn secara berlapis-lapis.

  1. GELUNG HOS ( HOSE REEL)
-          Sistem manual untuk pertolongan awal.
-          Bagi api yang kecil, mencegah dari merebak.
-          Sistem paip bersama dua pam.

  1. PANCUR KERING (DRY RISER)
-          Untuk bangunan 60’ – 100’
-          Paip lurus menegak dengan injap (landing valve) pada tiap-tiap tingkat.
-          Injab menerima air (inlet breeching valve) pada tingkat bawah untuk bomba.

  1. SISTEM PANCUR BASAH ( WET RISER)
-          Untuk bangunan tinggi > 1001
-          Serupa dengan pancur kering tetapi mempunyai dua pam dan tangki air yang khas.

  1. SISTEM SEMBURAN (SPRINKLER)
-          Lebih mahal tapi automatik
-          Bagi bangunan tinggi di mana bahaya api lebih ketara
-          Actirated 60-90°C, biasa 70°C

  1. CARBON DIOXIDE (CO2)
-          untuk menjaga peralatan yang mahal seperti computer/pencawang letrik dimana bahaya api dari punca kuasa elektrik.